Senin, 08 Oktober 2012

MABASA MENGEJAR ADIPURA

Oleh: Dra Sri Wulandari Adipura hanya bisa di raih apabila masyarakat dan pemerintah sadar dan bersinergi dalam menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan. Masyarakat dalam menjaga dan membudayakan kebersihan beserta pemerintah ditingkat RT, RW maupun Lurah dan Camat untuk setiap saat turun kejalan bersama-sama bekerja bakti dalam kegiatan Jum’at bersih dan Minggu bersih, setidaknya satu hingga dua jam setiap Jum’at dan Minggu kantor-kantor dan masyarakat meluangkan waktu untuk kerja bakti bersih-bersih lingkungan. Masyarakat memberikan apresiasi pada gerakan MABASA “ Makassar Bebas Sampah “, gerakan MABASA akan membuka semangat warga untuk serius menangani persoalan sampah karena mengingat Makassar akan menjadi kota dunia tetapi sampah masih berserakan dimana-mana disebabkan karena masih kurannya kesadaran masyarakat dalam menciptakan lingkungan bersih . Pengelolaan sampah bisa diatasi dengan baik dan maksimal jika sarana dan prasarana mendukung , ketidaksiapan instansi yang terkait terlihat dimana banyak kita jumpai kontainer sampah yang sudah tidak layak pakai, kurangnya kendaraan fukuda sehingga sampah yang berada didalam lorong dan perkampungan terkadang lama baru diangkat sehingga menimbulkan bau yang kurang sedap, sedimen-sedimen hasil dari kerjabakti masyarakat yang berada diatas selokan tidak diangkat sehingga virusnya menyebar dan menimbulkan penyakit.

Hal yang lebih sederhana yang dilakukan untuk masyarakat dalam pengelola limbah sampah yaitu mengedukasi masyarakat dengan memanfaatkan sampah menjadi benda yang berguna dan bernilai rupiah dengan memisahkan antara sampah organik dan sampah non organik dimana sampah non organik jika didaur ulang dengan baik akan menghasilkan uang. Daur ulang sampah non organik sangat penting karena proses pembusukan sampah non organik butuh waktu yang lama untuk menyatu dengan tanah di antaranya : kertas membutuhkan waktu 3 sampai 6 bulan, kain (6 bulan sampai 1 tahun), filter rokok (5 tahun), permen karet (5 tahun), kayu yang di cat (13 tahun), nylon ( 30 tahun), plastik minuman (100 tahun), logam (100 tahun), karet ban (tidak bisa diperkirakan), gelas (1 tahun). Dampak yang ditimbulkan oleh sampah non organik adalah : • Timbunan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong enularan infeksi; • Timbunan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus; • Menurunnya kualitas lingkungan • Menurunnya estetika lingkungan • Timbunan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang mata; • Terhambatnya pembangunan negara Sampah organik yaitu sampah yang dapat membusuk seperti sisa-sisa makanan, sayuran, buah-buahan, daun-daunan, jika sampah organik dibiarkan begitu saja maka akan menghasilkan gas methan, potensi menyebabkan pemanasan global 21 kali di banding CO2. nSedangkan potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut: • Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai. • Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit). • Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah. • Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator. Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah.Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4R, yaitu: 1. Mengurangi • Sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah yang dihasilkan. 2. Menggunakan kembali • Sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang sekali pakai, buang 3. Mendaur ulang • Sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. 4. Mengganti • Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Perlu kita ketahui volume sampah dikota Makassar sebanyak 500 ton atau 80 ribu kubik / hari. Meningkatnya jumlah sampah setiap hari, dikarenakan pesatnya pertumbuhan penduduk dan semakin banyaknya dibuka bisnis di makassar, sehingga semakin memperbanyak volume sampah setiap hari. Ke depan pemerintah kota Makassar akan melaksanakan satu program unggulan untuk keberhasilan Makassar, yakni proses instalasi sampah menjadi energi listrik, tentunya akan sangat mengutamakan dan membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah Walikota Makassar Ilham Arief Sirajuddin dalam sambutannya dalam perencanaan Mabasa mengatakan bahwa. Mabasa akan terus dilakukan karena kegiatan ini sangat positif apalagi dengan keikutsertaan berbagai stake holder dan media utanya Berita Kota Makassar yang menjadi penggagas dalam gerakan Mabasa ini.
Selengkapnya...