Kamis, 14 Mei 2009

JURNALISME ONLINE

Oleh
Yayat D. Hadiyat


Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dekade terakhir ini telah membawa perubahan besar dalam industri komunikasi yang memungkinkan terjadinya konvergensi media dengan menggabungkan media massa konvensional dengan teknologi komunikasi. Hal ini dapat terlihat padamedia cetak besar yang ada di Indonesia memanfaatkan teknologi komunikasi dengan membuat portal berita online. Konvergensi media ini pula melahirkan juranlisme baru yaitu jurnalisme online.

jurnalisme online adalah proses penyampaian informasi atau pesan yang menggunakan internet sebagai mediadnya sehingga mempermudah jurnalis dalam melakukan tugasnya. Jurnalisme online lahir pada tanggal 19 januari 1998, ketika mark Drugle memebeberkan cerita perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky atau yang sering disebut monicagate.Ketika itu Drugde berbekal sebuuah laptop dan modern, menyiarkan berita tentang monicagate melalui internet. Semua orang yang mengakses internet segera mengetahui rincian cerita monicagate.
(http://ranidwilestari.blogsome.com/2007/01/12/jurnalisme-online-to-be-continued-2/)

Kelbihan jurnalisme online, seperti yang tertulis dalam buku Online Journalism. Principles and Practices of News for The Web (Holcomb Hathaway Pulblishers,2005):
  1. Audience Control : Jurnalisme Online memungkinkan audiens untuk bisa lebih leluasa damalm memilih berita yang ingin didapatkannya.
  2. Nonlinearity : Jurnalisme Online memungkinkan setiap berita yang disampaikan dapat berdiri sendiri sehingga audiencetidak harus membaca secara berurutan untuk memahami berita tersebut.
  3. Storage and Retrival : Online jurnalisme memungkinkan berita tersimpan dan diakses kembali secara mudah oleh audiens.
  4. Unlimited Space : Jurnalisme online memungkinkan jumlah beriata yang disampaikan / ditanyangkan kepada audiens dapat menjadi jauh lebih lengkap ketimbang media lainnya.
  5. Immediacy : Jurnalisme online memungkinkan informasi dapat disampaikan secara cepat dan langsung kepada audiens.
  6. Multimedia Capability : Jurnalisme online memungkinkan bagi tim redaksi untuk menyertakan teks, suara, gambar, video dan komponen lainnya didalam berita yang akan diterima oleh audiens.
  7. Interactivity : Jurnalisme online memungkinkan adanya peningkatan partisipasi audiens dalam seetiap berita.

Perkembangan jurnalisme online yang sangat pesat dapat menimbulkan sejumlah masalah antara lain seperti yang dikemukakan oleh Nicholas Johnson(njohnson@inav.net) mantan Komisioner Komisi Komunikasi Amerika Serikat (AS) dan penulis buku How to Talk Back to Your Television Set yang juga Dosen Ilmu Hukum di Iowa College of Law (AS) yang dikutip dari makalah Ranjau-Ranjau dan Kode etik Jurnalis Online Oleh Priyambodo R : menyerang kepentingan individu, pencemaran nama baik, pembunuhan karakter/reputasi seseorang,menyebarkan kebencian, rasialis, dan mempertentangkan ajaran agama, menyebarkan hal-hal tidak bermoral, mengabaikan kaidah kepatutan menyangkut seksual yang menyinggung perasaan umum, dan perudungan seksual terhadap anak-anak, menerapkan kecurangan dan tidak jujur, termasuk menyampaikan promosi/iklan palsu, melanggar dan mengabaikan hak cipta (copyright) dan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI, atau Intelectual Property Right /IPR). Untuk terhindar dari masalah hukum terkait dengan pemberitaan pada jurnalisme inlie, Cunny Graduate School of Journalism yang didukung Knight Foundation melalui Websitenya di Http://www.kcnn.org mengemukakan sepuluh langkah utamabagi cyberjournalist - termasuk kalangan citizen journalist dan bloger- dalam melakukan pemberitaan, yakni :
  1. Periksa dan periksa ulang fakta,
  2. Jangan gunakan informasi tanpa sumber yang jelas.
  3. Perhatikan kaidah hukum,
  4. Pertimbangkan setiap pendapat,
  5. Utarakan rahasia secara selektif,
  6. Hati-hati terhadap apa yang diutarakan,
  7. pelajari batas daya ingat,
  8. Jangan lakukan pelecehan,
  9. Hindari konflik kepentingan,
  10. Peduli nasihat hukum.
Prinsip-prinsip berperilaku dan beretika bagi cyberjournalist juga dikumandangkan oleh Poynter (http://www.poynter.org) salah satu organisasi di AS yang menjadi acuan kalangangan cyberjournalist lantaran senantiasa membuka wacana untuk perkembangan cyberjournaslism dengan melibatkan kalangan pakar dan praktisi multimedia massa sedunia. Poynter senantiasa mengingatkan kalangan cyberjournalist untuk menelaah perkembangan internet lantaran secara langsung mempengaruhi perilaku dan aturan main di abad digital. Salain itu, jurnalis ber-internet dituntut untuk lebih memperhatikan kecendrungan aktual menyangkut kredibilitas dan akurasi, transparansi dan multimedia massa, serta harus waspada terhadap kecepatan penyampaian berita yang seimbang dengan kapasitas akurasinya. Beberapa hal utama yang ditekankan Poynter menyangkut profesi jurnalis dan organisasi multimedia massa adalah sebagai berikut :
  1. Integritas keredaksian, karena hal ini sanagt penting untuk menjaga kepercayaan publik sekaligus mengaja kredibilitas.
  2. Keterbukaan komunikasi di kalangan redaksi dengan pemesaran dalam organisasi multimedia massa, sehingga dapat memanfaatkan peluang ekonomi guna meraih keuntungan dari kecendrungan pertumbuhan bisnis internet.
  3. Riset Pasar dan menentukan ukuran berbisnis menjadi salah satu alat penting dalam menentukan arah kebijakan/ panduan mengembangkan bisnis isi berita (content), dan bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mendapatkan keuntungan sekaligus memberikan pelayanan informasi ke publik.
  4. Pengalaman konsumen menjadi hal utama, sehingga perlu senantiasa mengevaluasi berbagai model promosi/iklan guna mengetahui keinginan publik yang secara signifikan perlu diperhatikan organisasi multimedia massa.
Sementara itu Paul Bradshaw dari Online Journalis Blog (www.onlinejournalismblog.com) prinsip jurnalisme online sebagai berikut:
  1. Brevity (Ringkas) : tulisan jangan bertle-tele namun bukan berarti tulisan harus pendek namu tulisan yang panjang dapat diringkas dalam beberapa tulisan pendek sehingga lebih mudah dibaca dan dipahami.
  2. Adaptability ( mampu beradaptasi) : Perkembangan teknologi komunikasi memaksa jurnalis harus mampu beradaptasi dengan hal tersebut. Seorang jurnalis tidak hanya mampu menulis berita tapi juga harus mampu menggunakan video, kamera dan lainnya. Tak hanya jurnalis yang harus beradaptasi, informasipun harus beradaptasi.
  3. Scannabillity (mampu dipindai) : Sebagian besar pengguna situs berita online mencari sesuatu yang spesifik. Tujuh puluh sembilan persen dari pengguna melakuakan scan halaman Web. Mereka mencari informasi utama,subheadings, link, dan hal lain yang membantu mereka menavigasi teks pada layar. Hal ini didasarkan asumsi bahwa pengguna tidak betah berlama-lama melihat monitor. Bradshaw menekankan pentingnya dua kata pertama sebagai judul untuk menarik perhatian pembaca.
  4. Interactivity (interaktif) : memeberikan keleluasaan pada pembaca situs untuk memanfaatkan apa yang ditampilkan sesuai kehendak mereka atau dengan kata lain, membiarkan pemirsa (viewer/reader) menjadi pengguna (user).
  5. Community and Conversation ; beberapa tahun yang lalu, email merupakan hal yang paling populer digunakan oleh pengguna internet, namun belakangan ini mulai tergantikan dengan jaringan sosial dan pesan-pesan pendek yang menunjukkan kalau pengguna tidak hanya ingin bersikap pasif dalam menggunakan konten online.

Mereka ingin mengunakan, membuat, dan melakuakan pertukaran informasi dan membentuk jaringan ataupun komunitas We are all journalists noe adalah artikel yang ditulis oleh Michael Geist dalam surat kabar Toronto Star edisi 5 juni 2006 dan hal ini menjadi mungkin sering perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, banyak medium yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk memilih dan mendapatkan berita secara mudah dan cepat. Dengan hadirnya jurnalisme online, jurnalisme pun tidak lagi terbatas terbitan atau penyiaran instansi media massa. Berlandaskan khadiran citizen journalism, perseorangan tanpa perusahaan media massa bisa menjadi jurnalis sekarang. namun tentu saja harus dibarengi dengan rasa tanggung jawab yang besar terhadap tulisan yang dihasilkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar