Senin, 19 April 2010

MAKASSAR CYBER CITY

oleh Fahry

Cyber City merupakan suatu kota yang memiliki infrastruktur yang mempunyai sarana dan prasarana teknologi informasi dan komunikasi yang lengkap baik kuantitas dan kualitasnya dari sistem yang digunakan maupun keterpaduan komponen sistem yang ada dalam kota tersebut.

Wacana Cyber City di Indonesia mulai mengemuka pada akhir tahun 1990-an hingga awal tahun 2000-an yaitu dengan disahkannya Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2001. Akan tetapi proses implementasi dari Inpres tersebut sampai sekarang belum direalisasikan. Di lain pihak ada sebagian kalangan industri mendirikan pusat-pusat pengembangan sofware/hardware dilingkungan industrinya yang mereka sebut dengan cyber city meski pada kenyataannya masih jauh dari definisi cyber city itu sendiri. Cyber city yang mereka istilahkan untuk kegiatan mereka sangatlah berbeda dengan apa yang telah ada di negara lain seperti cyber city di Korea atau Taiwan. Selain itu belum adanya aturan atau regulasi yang jelas menjadikan industri pengembang melakukan inisiatif mereka sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka sendiri karena mereka menyadari begitu banyak potensi dari cyber city ini.

Penyebutan Makassar sebagai cyber city tidak berlebihan. Hampir semua titik keramaian di Makassar sudah menghadirkan titik hotspot yang memanfaatkan teknologi wireless fidelity (WiFi).

Sebenarnya apa sih konsep Cyber City itu?. Sejatinya konsep cyber city adalah sebuah konsep kota masa depan yang berbasis teknologi informasi tingkat lanjut. Sebuah kota dengan konsep Cyber City yang telah mapan akan menjadi sebuah kota yang terkoneksi di seluruh bidang. Berbagai kebutuhan masyarakat kota dalam berbagai bidang, baik ekonomi, sosial, politik, pendidikan dan lain-lain tersaji dalam satu konsep yang saling berhubungan. Contoh sederhana misalnya dalam pembuatan KTP yang bisa dilakukan secara online sehingga kemudian dapat memangkas berbagai birokrasi yang berbelit-belit dan membuang-buang waktu dan biaya yang tidak perlu. Ujung-ujungnya konsep Cyber City diharapkan dapat meningkatkan kualitas warga sebuah kota.

Keinginan untuk mewujudkan kota Makassar sebagai kota dunia maya ini bukan tanpa alasan. Menurut Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, cybercity menjadi salah satu cara pemeritah kota untuk mencerdaskan masyarakat agar melek teknologi. Dengan langkah ini diharapkan semakin banyak pengguna dan masyarakat tidak gagap lagi dengan teknologi informasi khususnya untuk mengakses internet.

Di samping itu, keberadaan layanan akses internet akan memancing minat wisatawan, baik mancanegara maupun domestik untuk berdatangan ke lokasi hot spot layanan internet . Demikian juga para pebisnis dapat memanfaatkan internet di ruang publik sehingga lambat Kota Makassar akan menjadi salah satu daerah tujuan bisnis dan objek wisata yang diharapkan bisa semakin terkenal dalam skala nasional maupun internasional. Saat ini, pemerintah sedang berupaya memasang puluhan bahkan ratusan access point atau titik akses internet di berbagai wilayah kota Makassar.

Puluhan hot spot pun sudah terpasang di sejumlah hotel berbintang, mal, kampus dan instansi-instansi swasta dengan menggunakan teknologi Wi-Fi. Bahkan sejumlah provider berusaha mendapatkan izin pemerintah untuk menggunakan teknologi Wi-Max (Worldwide Interoperability for Microwave Access) yang memiliki daya jangkau hingga 50 Km dengan kecepatan transfer bisa mencapai 75 megabyte per detik dimana ribuan orang dapat mengakses internet dalam satu waktu sekaligus. Dengan teknologi Wi-Max ini sinyal internet akan dipancarkan melalui sebuah menara semacam terminal untuk layanan telepon seluler (Base Transceiver Station/BTS). Saat teknologi itu hadir, seluruh kota Makassar akan menjadi "hot spot". Pengguna laptop, "Windows Mobile" atau "Smart Phone" dapat berinternet dari mobil yang melaju di jalan raya, rumah, kantor, kafe, bahkan di tengah sawah di pinggiran kota Makassar. Dengan demikian, peluang masyarakat Makassar untuk menuju cybercity akan semakin cepat.

Selain untuk penggunaan secara umum, penggunaan jaringan komunikasi data antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk pelayanan masyarakat sangat bermanfaat dari pelaksanaan konsep sebuah Cyber City. Minimal ada 3 manfaat yang dapat diambil dalam pelaksanaan sebuah konsep Cyber City, antara lain:


1. Komunikasi Data

Data merupakan jantung dari sebuah organisasi -apapun bentuk dari organisasi tersebut, karena data adalah dasar dari sebuah suksesnya pengambilan keputusan. Oleh karena itulah maka integritas data di dalam pemerintahan sangat diperlukan. Dengan penggunaan komunikasi data antar SKPD dan penciptaan database yang efektif akan tercipta data yang terintegrasi. Sehingga keputusan yang akan diambil oleh pucuk pimpinan atau kepala pemerintahan tidak akan meleset jauh dari kenyataan di lapangan. Manfaat lain dari adanya komunikasi data antar SKPD ini adalah dimungkinkannya diciptakan komunikasi yang lebih efekstif dan efisien untuk internal pemerintah. Penggunaan teknologi yang tepat guna dapat digunakan untuk mereduksi biaya yang selama ini ada untuk komunikasi suara (telepon) antar SKPD, faksimile dan bahkan meningkatkan performa dengan penggunaan teknologi video conference.


2. Pelayanan Masyarakat

Peningkatan pelayanan masyarakat melalui konsep Cyber City ini bisa didapatkan dari dua sisi yang berbeda, yaitu:

a. Pertama adalah dampak dari peningkatan kinerja SKPD itu sendiri. Dengan jaringankomunikasi data yang luas, maka pelayanan masyarakat bisa lebih didekatkan pada lokasi di mana mereka berada. Dan dengan semakin dekatnya pelayanan masyarakat tersebut, tentu saja membantu masyarakat dalam mobilitas mereka untuk mencari pelayanan publik.

b. Kedua adalah dimungkinkannya penempatan Base Transceiver Station (BTS) WIFIhotspot yang diperluas, pada areal dimana SKPD berada. Dengan penempatan BTS WIFI ini maka masyarakat di areal sekitar SKPD dapat menggunakan jaringan tersebut untuk mengakses self-serviced system atau sistem layanan mandiri berbasiskan TIK -semisal untuk e-learning, e-procurement dan layanan mandiri lainnya yang dibuat oleh pemerintah kota/kabupaten.


3. Pendapatan Asli Daerah

Pembangunan jaringan Cyber City ini, memiliki kapasitas yang cukup besar dan dapat digunakan untuk menyelesaikan kebutuhan internal pemerintahan, dapat pula dikerjasamakan dengan pihak swasta untuk digunakan dalam sisi bisnis. Pemanfaatan ini tentu saja bisa mendatangkan Pendapatan Asli Daerah dengan konsep Public–Private Partnership (PPP).


Bekerjasama dengan pihak swasta, bukan saja dapat mendatangkan PAD dalam pemanfaatan sumber daya tersebut, namun juga bisa mengurangi kesulitan pemerintah dalam perawatan jaringan. Penggunaan jaringan Cyber City ini dapat pula dimanfaatkan sebagai awal dari penggunaan jaringan komunikasi berbasiskan IP (internet protocol) bagi masyarakat. Sehingga pelayanan komunikasi di masyarakat akan berbasiskan IP (internet protocol) dengan konsep triple play: high speed data access, video dan voice telephone dalam satu jaringan bersama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar