Senin, 12 September 2011

Waspada, Sulsel Dilanda Kemarau


Oleh : Darius Stevanus, S.Sos

Sulawesi Selatan adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Sulawesi. Ibu kotanya adalah Makassar, dahulu disebut Ujungpandang. Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0°12' - 8° Lintang Selatan dan 116°48' - 122°36' Bujur Timur. Luas wilayahnya 62.482,54 km². Provinsi ini berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara, Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara di timur, Selat Makassar di barat dan Laut Floresdi selatan.

Saat ini Sulawesi-Selatan mengalami kekeringan disebagian besar wilayahnya. Wilayah Sul-Sel sebelah barat, seperti Makassar, Maros, Pangkep, Barru, Parepare, Pinrang, Gowa, Takalar dan Jeneponto mengalami puncak kemarau hingga Oktober mendatang dengan suhu saat ini antara 34 - 35 derajar celcius. selain itu ada beberapa kabupaten lainnya mengalami kesulitan air. Daerah tersebut adalah Kabupaten Sidrap, Enrekang, dan Wajo.

Dengan kejadian musim kemarau ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan, disamping itu terjadi krisis air bersih, Ini terjadi karena air tanah yang selama ini dipakai untuk keperluan sehari-hari, permukaan air tanahnya telah mengalami kekeringan, selain itu kekeringan melanda areal persawahan khususnya di Kabupaten Enrekang , karena kering, ratusan hektare ladang jagung warga, rusak.

Kini sudah sepantasnya pemerintah daerah melakukan perbaikan, utamanya soal sanitasi, irigasi, dan fasilitas air bersih. Ia menyarankan, dari ketiga sektor itu, irigasi dan fasilitas air bersih mesti jadi perhatian penuh pemerintah. Sebab, menurutnya, kebutuhan masyarakat mesti dikedepankan. "Apalagi ini menyangkut kebutuhan masyarakat dan dapur keluarga para petani," katanya.

Untuk mengantisipasi kemarau berkelanjutan, khususnya kekurangan air untuk kebutuhan rumah tangga, pemerintah seharusnya melakukan suplai langsung ke rumah-rumah warga yang kesulitan air dengan armada PDAM.

Di Kabupaten Bantaeng, hujan yang tidak kunjung turun beberapa bulan terakhir terus dikeluhkan petani. Khususnya di Desa Nipa-nipa, Kecamatan Pa’jukukang. Di desa tersebut, ratusan hektare areal persawahan terancam mengalami gagal panen akibat kekeringan. Lahan persawahan yang ada di daerah ini mencapai 300 hektare. Lahan persawahan yang merupakan sawah tadah hujan ini sudah dua bulan terakhir tidak mendapatkan air.

Swasembada Beras Terancam Gagal

Di musim kemarau, warga ternyata tidak hanya terancam air bersih.Target swasembada beras yang dicanangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel akibat kemarau tahun ini juga terancam gagal. Penyebabnya, ratusan hektare area persawahan mengalami kekeringan atau gagal panen.

Dari jumlah keseluruhan area persawahan yang dimiliki Sulsel, seluas 2.000 hektare terlambat tanam dan 350 hektare terancam puso.Berdasar kondisi itu, sebagian petani mengalami gagal panen. Akibatnya, terjadi pengurangan produksi beras yang awalnya akan mendukung swasembada beras nasional.

Ratusan hektare area persawahan di daerah-daerah terancam puso akibat pasokan air menipis. Berdasarkan pantauan, hampir sejumlah daerah mengalami kekeringan.

Krisis Air Bersih di Kota Makassar

Warga di empat kecamatan di Makassar, Sulawesi Selatan, kini mengalami krisis air bersih akibat musim kemarau tahun ini. Warga mengaku kesulitan mendapatkan air bersih dan terpaksa harus membeli untuk mendapatkan air bersih.

Antrean warga terjadi antara lain di Kelurahan Buloa, Kecamatan Tallo, Makassar. Warga antre untuk mendapatkan air bersih, meski terpaksa harus dengan membeli. Harga air bersih yang dibeli warga sebesar Rp500 per jeriken.

Mereka mengaku terpaksa membeli karena sudah tidak ada lagi sumber air bersih. Sumber air seperti air maupun dari pipa PDAM sudah tidak lagi mengalirkan air. Memasuki musim kemarau air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum Kota Makassar mulai keruh dan kurang lancar. Selain itu jumlah air yang disediakan oleh PDAM melalui mobil tangki tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat.

Untuk itu diharapkan pemerintah Kota Makassar dalam hal PDAM harus selalu memantau dan memberikan bantuan ke tempat-tempat yang terjadi krisis air bersih jangan hanya menuntut masyarakat membayar tepat waktu tetapi pelayanan tidak ada kemajuan tidak ada perbaikan kearah yang lebih baik.

Waspada Kebakaran di Musim Kemarau

Musim kemarau atau musim kering adalah musim di daerah tropis yang dipengaruhi oleh sistem muson. Untuk dapat disebut musim kemarau, curah hujan per bulan harus di bawah 60 mm per bulan (atau 20 mm per dasarian) selama tiga dasarian berturut-turut. Wilayah tropika di Asia Tenggara dan Asia Selatan, Australia bagian timur laut, Afrika, dan sebagian Amerika Selatan mengalami musim ini.

Musim kemarau yang melanda saat ini tergolong kemarau yang sangat kering dan panas dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Selain berakibat pada kelangkaan suplai air bersih, kemarau juga meningkatkan risiko bencana kebakaran. Meski penyebab kasus-kasus kebakaran yang selama ini terjadi masih dalam penyelidikan, perlu diwaspadai pula peningkatan risiko kebakaran akibat datangnya kemarau.

Tempat-tempat umum yang masuk kategori rawan kebakaran juga belum semuanya dilengkapi alat pemadam kebakaran ringan. Segala peraturan tadi dibuat untuk mencegah terjadinya musibah. Namun, ketika bencana itu datang, penanggulangan harus dilakukan. Paling tidak untuk meminimalisasi kerugian harta dan benda serta menghindari korban nyawa yang sia-sia. Disinilah perlunya dilakukan pelatihan penanggulangan bencana kebakaran bagi masyarakat, khususnya di wilayah pemukiman padat.

Sebab, ketika musibah kebakaran terjadi kita tak bisa hanya pasrah menunggu petugas pemadam datang. Selain personel dan peralatan Dinas Kebakaran masih sangat terbatas, jarak pos pemadam kebakaran dengan lokasi kejadian sering menjadi kendala. Belum lagi jika lokasi kejadian tidak memiliki akses jalan yang bisa dilalui mobil pemadam.

Tetapi yang lebih penting lagi bagaimana kita mencegah agar musibah kebakaran tidak terjadi di tempat kita , khususnya ibu-ibu rumah tangga yang banyak beraktifitas dirumah diharapkan agar kiranya lebih berhati-hati, khususnya penggunaan barang-barang elektronik, jika sudah tidak digunakan lagi sebaiknya kabel listriknya dicabut saja jangan dibiarkan begitu saja karena banyak kebakaran terjadi karena arus pendek listrik.

Sumber:

Dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar